Jumat, 25 Oktober 2013

Apa alasan Utama Anda Mengundurkan Diri



Saya baru saja menjawab beberapa pertanyaan kuisioner untuk pemunduran diri saya dari perusahaan, kuisioner dengan jumlah 7 pertanyaan seputar alasan dan proses pekerjan saya. Ada satu pertanyaan yang membuat saya berpikir begitu lama… mencari-cari apa jawaban yang tepat untuk sebuah pertanyan “apa alasan utama anda meninggalkan perusahaan?” dan jujur saya tidak punya alasan untuk itu, pengunduran diri saya untuk perusahaan karena itu sudah menjadi keinginan saya untuk mundur dan tanpa alasan… memskipun sesuatu itu pasti ada alasannya. Yaa okkeh kalau begitu alasannya karena saya memang telah memutuskan untuk mundur di bulan oktober ini. Dan apakah alasan seperti itu yang diinginkan pimpinan??? Tidak mereka membutuhkan sebuah jawaban yang memotifasi atau menjadi pendorong utama mengapa anda memundurkan diri! Untuk pertanyaan itupun akhirnya saya memilih jawaban “saya ingin meningkatkan diri saya lagi” tiba-tiba muncul pemikiran kenapa tidak menjawab “ingin mendapatkan suatu yang lebih baik lagi” dan sayapun merenung sejenak untuk jawaban barusan, dan saya berpikir, kalau sebenarnya bisa saja diluar sana kita mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi, tetapi susuatu yang lebih baik apakah bisa meningkatkan diri kita?? Sedangkan untuk sesuatu yang meningkatkan diri kita sudah pasti itu lebih baik..! saya berpikir sesuatu yang lebih baik belum tentu dapat meningkatkan diri kita. Saya teringat sebuah cerita dongeng, yaitu kisah pertemanan antara Ayam dan Elang. Dalam cerita tersebut dikisahkan kalau sebenarnya Ayam bisa saja terbang seperti Elang, jadi dikisahkan kalau Ayam dan Elang mereka berteman sangat dekat, pada satu kesempatan Elang menghampiri Ayam, dari udara dia terbang mendekat menghampiri Ayam, Ayam yang terpana melihat kemampuan terbang Elang, berkata kepada Elang. Hello myprend Ellang… kau terlihat keren saat diudara, bisakah kau mengajariku untuk terbang sepertimu?? Sepertinya akan terasa gampang buatku dalam mencari makanan jika aku bisa terbang sepertimu. Elang melirik kearah Ayam sambil memandangi seruh tubuhnya, dengan mengangkat kening 1 sambil mengernyitkan dahi Elang berkata, kelihatannya kau mempunyai sayap sobat, tentu saja aku bisa mengajarimu, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan dengan sayapmu.  Elang pun dengan senang hati mengajari sang Ayam untuk terbang, Setelah belajar terbang selama bebrapa bulan Ayam pun akhirnya bisa terbang meskipun belum bisa selincah Elang. Sang Ayam baru mampu terbang setinggi 2 meter dari permukaan tanah dan dengan jarak terbang yang masih pendek. Dengan penuh rasa lelah Ayam kembali meminta teknik terbang dari Elang agar bisa terbang yang tinggi dan jauh seperti Elang, sang Elangpun hanya menjawab, semua tehnik-tehniknya telah kuajarkan kepadamau, selanjutnya hanya tekadmulah untuk bisa membuatmu terbang seperti saya jawab Elang, sering-seringlah kau latihan, maka kau akan menjadi penerbang yang ulung sepertiku. Waktu terus berlalu sang Ayampun sudah mulai merasa lelah dengan latihan yang dia jalani dan hanya menghasilkan progress yang kurang memuaskan, dia hanya bisa menambah jarak terbangnya belum untuk tinggi terbangnya, sekarang sang Ayam mampu terbang dengan jarak 100 meter dengan ketinggian 2 meter. Sang Ayam frustasi dengan perkembangan yang dia peroleh. Hingga suatu hari sang Ayam tanpa sengaja terbang dan memasuki pekarangan halaman belakang dari salah seorang peternak. Disana sang Ayam bertemu dengan beberapa hewan ternak yang sedang makan, ada Sapi, dan Kambing mereka semua sedang terikat. Dengan penuh rasa heran Ayam bertanya kepada mereka, heyy permisi mas brur… kenapa kalian terikat, tetapi kalian bisa mendapatkan makanan bagaimana kalian mendapatkannya sedangkan kalian terikat?? Bro Sapi pun menjawab.. tenang kawan, kita disini tak perlu rept-repot mencari makanan, makanan kita datang dengan sendirinya tepat pada saat kami mulai lapar, lihat sebentar lagi makanan kita datang. Dan beberapa saat kemudianpun sang peternak datang membawakan makanan kepada hewan ternaknya, sang Ayam yang melihat itu terkejut dan berpikir, whoaah betapa menyenangkannya hidup seperti ini. Setiap hari tidak perlu repot-repot mencari makanan. Tiba-tiba bro Sapi pun yang melihat sang Ayam terpana berkata kepadanya, heeey kaupun boleh tinggal disini dan setiap hari kau bisa mendapatkan makanan seperti kami, pemilik kami juga mempunyai beberapa ternak Ayam sepertimu kamu bisa ikut tinggal dan bergabung dengan beberapa Ayam disana. Dengan penuh semangat sang Ayam langsung menanyakan dimana tempat Ayam – ayam yang lain tinggal, sebagai tanda setuju sang Ayam untuk ikut bergabung tinggal dengan mereka. dengan sedikit petunjuk dan arahan dari bro Sapi Tak lama kemudianpun sang Ayam memasuki sebuah halaman yang menjadi kandang terbuka untuk beberapa ekor Ayam, dan benar saja disana terdapat beberapa ekor ayam yang kebetulan juga sedang asik menikmati makanan mereka. Diapun langsung ikut bergabung dengan beberapa ayam disana sambil meminta izin kepada mereka untuk bisa ikut menikmati makanan mereka. Merekapun mempersilahkan dengaan berkata.. “owhh yaa tentu saja kau bisa ikut bergabung dengan kami karena kami mempunyai banyak makanan disini” singkatnya sang Ayam pun menikmati kehiduannya, dia merasa kehidupannya begitu menyenangkan, dimana dia tidak perlu repot-repot mencari makanan dia pun sudah melupakan keinginannya untuk bisa terbang, dia berpikir buat apa kau repot-repot belajar terbang untuk mencari makan, sedangkan disini kau tak perlu terbang untuk mendapatkan makanan. Owwhh betapa menyenangkan… sang ayampun menjadi gemuk dan pemalas. Sementara itu disuatu tempat yang lain sang Elang penasaran dengan perkembangan sang Ayam sahabatnya yang pernah diajarinya untuk terbang, diapun memutuskan untuk menemuinya. Sang Elang mencari ditempat yang biasanya sang Ayam nongkrong, dan belajar untuk terbang tetapi tidak ditemukannya. Elang berpikir.. haaahh apakah dia telah terbang jauh??” sang Elangpun memutuskan untuk mencarinya, dan terbang disekitaran tempat tersebut hingga sang Elang mendapatinya sedang berada di tempat sang peternak. Dia melihat sang ayam yang sudah begitu gemuk sedang asik mematuk-matuk biji-bijian yang menjadi makanannya. Sang Elang terbang mendekatinya dan menyapa. Hello sobat… whoaw kelihatannya kau semakin gemuk, bagaimana dengan latihanmu??? Apakah kau sudah bisa terbang???. Sang ayam yang terkejut kedatangan temannya, menjawab “ owhh heyy mypreend, yaaa sekarang aku sangat menikmati hidupku, lihat aku… (sambil melebarkan sayapnya yang taklagi kokoh dan menunjuk keseluruh tubuhnya yang sekarang dipenuhi lemak) aku semakin sehat dan gemuk disini. Owhh yaa, mengenai latihan terbangku, aku sudah melupakannya karena terasa sangat melelahkan dan membuat beberapa buluku tercabut dan itu menyakitkan hanya untuk sebuah proses mencari makanan. Dan disinilah aku sekarang, tak perlu terbang.. buluku terjaga dan pastinya banyak makanan disini. Owh yaa ampuun teman… sang Elang yang merasa khawatir dengan temannya itu berkata.. “apakah kau tidak tau kau sekarang berada dimana??? Kau sekarang sedang berda di kandang dari seorang peternak… sebentar lagi mungkin kau akan ditangkap.. digorok, direbus dan dicabuti bulu kebanggaanmu itu kemudian di mutilasi dan beberapa bagian tubuhmu akan dijual dipasar dan beberapa bagian tubuhmua akan berakhir dipenggorengan kemudian disajikan diatas piring.! Apakah kau mau seperti itu???” sang Ayampun dengan segera membantahnya, owhh tenanglah kawanku… kau hanya terlalu berlebihan dan khawatir tentang aku, terimakasih untuk itu.. tapi tenaang peternak ini dia baik.. dia tak pernah telat dalam memberikan makanan kepada kami, mana mungkin dia yang memberikan makanan kepada kami akan memotong-motong kami.” Yaa dia akan membuat kalian semakin gemuk agar supaya daging kalian semakain banyak dan empuk untuk disantap. Bantah sang Elang! Owhh sudahlah temaan kau hanya terlalu berlebihan, pergilah… aku senang disini hanya perlu tidur dan makan, heyy bukankah itu menyenangkan…?? Yaa, ini sangat menyenankan sambung Ayam-ayam yang lain. Sang Elang pun pergi meninggalkan sahabatnya yang telah mengusir dan tak mau mendengarkannya. Okkeh baiklah kalau itu maumu sobat. Aku telah memperingatkanmu, aku pergi. Sang Elang pun terbang menjauh meninggalakan sang Ayam. Tak lama dari sepeninggalan Elang, beberapa saat kemudain, peternakpun muncul dengan memegang pisau dan membawa bebrapa orang temannya. Peternak menunjuk-nunjuk beberapa ekor ayam kepada beberapa orang temannya, termasuk Ayam yang menjadi sahabat dari sang Elang. Dengan maksud, menyuruh kepada mereka untuk menangkap beberapa ekor Ayaam yang telah ditunjuk tadi. Sang Ayam yang melihat peternak tersebut, memahami apa maksudnya. Kemudian dia berusaha melarikan diri dari kejaran orang yang mau menangkapnya, diapun berusaha untuk terbang, tapi apadaya… tubuhnya yang gemuk tak mampu lagi untuk terbang, beraat. Dia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya berusaha sekuat tenaga untuk bisa terbang melewati pagar pembatas, tapi sia-sia… diapun tertangkap. Dengan penuh penyesalan dia mengingat kembali apa yang tadi telah diperingatkan oleh sahabatnya Elang. Sang Ayampun hanya bisa pasrah sambil menyesali… “seandainya aku bisa terbang.” Dan begitulah akhirnya sang Ayam tertangkap dengan sukses. Berpikir dirinya telah mendapat kehidupan yang lebih baik tapi ternyata tidak untuk peningkatan dirinya. Seandainya dia tetap focus belajar terbang, sudah pasti hal itu akan membuat kemampuan dirinya meningkat, dan bisa saja itu membuat kehidupannya baik. Dan menurut saya, setiap hari kita bisa saja mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari kehidupan kemarin tentunya, tapi apakah itu sudah meningkatkan kualitas diri kita?? Bisa saja kehidupan kita seperti seekor Ayam dalam kisah diatas, yang berpikir telah mendapatkan kehidupan yang baik. Sementara kualitas hidup kita tetap saja tidak berkembang. Dalam hal, ilmu, keterampilan, kemampuan bersosialisasi, kesehatan, dan mungkin saja penghasilan kita! Jadi tingkatkan kualitas diri kita maka kebaikan dalam hiduppun akan mengikuti. Itu menurut saya… bagai mana dengan mu???